JAMBI, Aurduri.com – Menanggapi Beredarnya video di akun @peristiwa_sekitar_jambi, terkait aksi protes sopir angkutan batubara yang tidak memiliki kartu bongkar muat kepada Asosiasi Transportir Batubara Jambi (ATJ) di Pos TPR Talang Gulo, Kota Jambi pada Jumat, (6/10) dinihari.
Untuk diketahui, dalam video tersebut terlihat para sopir angkutan batubara sedang melakukan aksi protes dan belum memahami sistem yang ada, tetapi setelah pihak ATJ menjelaskan kepada para pengendara angkutan tersebut, mereka minta agar di tahan mobil nya, hingga menunggu management perusahaannya datang agar hak-hak mereka sama dengan pengemudi perusahaan lain.
“Coba dipikir, kami mau makan apa. Masalah pungutan ini, ibu kalau mau nuntut ke perusahaan,” kata seorang pria di dalam video itu.
Ketua ATJ, Karyadi mengungkapkan, terkait pemberitaan tersebut harusnya ada perimbangan berita dari kenyataan yang ada dilapangan.
“Yang jelas kalau mengatakan ada kemacetan tadi malam terus adanya putar balik adanya itu ya itu sebenarnya boleh dibuktikan di lapangan,” ujarnya.
Karyadi juga minta masyarakat menilai sopir-supir batubara ini banyak ternodai oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Pengemudi ingin lewat di jalan umum dengan membawa batubara tapi tidak menghargai pengguna jalan lainnya, maka Satgas AtJ turun ke jalan untuk membantu agar pengguna jalannya itu terayomi dengan adanya holing batubara di jalan umum.
“Lah kalau dia mengatakan tidak ada kartu simpang bara memang tidak menggunakan kartu Simpang bara, kita kan pakai kartu bongkar muat, nah itu nampak kali hoax dan orang itu ada yang beritakan orang sudah mau pulang dia baru mau pergi itu sengaja buat-buat ujaran kebencian,” imbuhnya.
“Boleh lah dilihat setiap malam bagaimana ATJ berbuat tiap malam, kita ngangkat mobil terbalik, mobil patah as, mobil pecah ban, serta semua kita bantu sopir-sopir supaya tercerahkan dan diselamatkan danKalau supir yang bekerja di perusahaan yang tidak memberikan Jamsostek jaminan atau asuransi dan BPJS Ketenagakerjaan, silakan lapor ke kita. Kalau memang perusahaan Enggak mau kita yang membiayai,” sambung Karyadi.
Edukasi edukasi ini perlu disampaikan bersama bukan malah membuat berita-berita hoax.
“Kalau semua minta di akomodir ATJ rasa tidak sanggup. Hanya sekedar sampai membayar jasa Satgas dan lain-lainnya seperti memperbaiki jalan, sewa alat berat, kalau semua minta akomodir ya kita enggak sanggup lah kalau mau pro ya silakan pro dengan kebenaran, “tambah Karyadi.
“Kita bukan anti kritik tapi seimbang lah dengan pemberitaan sebenarnya artinya jangan membuat ricuh untuk suasana yang sudah sudah mulai adem,” tutupnya. [Reza]
Discussion about this post