Oleh: Aisyah Nurul Aini
Di era globalisasi dan perkembangan teknologi saat ini tak mengherankan jika sosial media menjadi gudangnya informasi. Segala bentuk aktivitas yang diposting oleh satu orang bisa dilihat oleh jutaan orang lainnya, sehingga banyak influencer atau selebritis yang menjadi trendsetter. Banyak selebritis dengan ratusan ribu bahkan jutaan pengikut di sosial media, memanfaatkan kesempatan itu sebagai ajang untuk pamer. Mengunggah kebahagiaan dirinya dengan gaya hidup bergelimang harta atau istilahnya adalah hedonisme.
Hedonisme adalah derivasi (turunan) dari liberalisme. Sebuah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan yang menyakitkan. Bagi kaum hedonis, hidup adalah meraih kesenangan materi dengan menghabiskan uang yang dimiliki untuk meraih kebahagiaan sesaat.
Jika perilaku hedonisme ini tersebar luas dan dibiarkan begitu saja, akan menjadi racun bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Membiarkan racun bertahan di dalam tubuh kampus sama saja membunuh karakter intelektual para penerus bangsa.
Mahasiswa yang terpengaruh kebiasaan konsumtif dengan berfoya-foya sambil memakai topeng agar pantas bersanding dengan teman-temannya, akan sulit untuk melepaskan diri dari pengaruh gaya hidup hedonisme ini.
Jika gaya hidup hedonisme terus menerus dipertahankan di lingkungan kampus, akan menimbulkan kesenjangan sosial sehingga mengakibatkan interaksi negatif yang melanggar norma dan budaya. Dalam lingkup yang lebih luas negara kita terancam kehilangan pemimpin bangsa yang pandai, idealis, dan kritis yang pada akhirnya negara kita mudah dikuasai oleh negara lain.
Maraknya kaum hedonis di era globalisasi dan teknologi yang turut mempengaruhi para mahasiswa di perguruan tinggi, membutuhkan kesadaran dari dalam diri setiap individu. Selalu bersyukur atas apa yang sudah dimiliki, mengubah mindset konsumtif menjadi produktif, tentukan prioritas dalam hidup, serta selektif dalam memilih lingkaran pertemanan adalah langkah preventif agar tidak terjerumus lebih dalam pada lembah hitam yang kita sebut hedonisme.
Penulis adalah Mahasiswi Semester 5 Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Discussion about this post