JAMBI, Aurduri.com – Empat pabrik karet di Provinsi Jambi telah melakukan pengurangan karyawan yang disebabkan kekurangan bahan baku untuk diolah.
Empat pabrik karet di Provinsi Jambi yang telah puluhan tahun ini terpaksa melakukan pengurangan karyawan karena kondisi yang dialami saat ini.
Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto mengatakan sejauh ini, belum ada formulasi yang dibuat oleh Pemprov Jambi untuk mengatasi rendahnya harga karet.
Edi Purwanto menyebut bahwa perlu peranan Pemprov Jambi berkolaborasi dengan pemerintah pusat dalam mengupayakan adanya peningkatan harga karet.
Sejauh ini Edi Purwanto menilai bahwa harga karet kian anjlok dan adanya transisi pola pemanfaatan lahan karet di Provinsi Jambi.
Edi Purwanto menyampaikan bahwa pemerintah harus segera mencari solusi jangka pendek.
Meski mengalami penurunan pada jumlah petani karet, namun masih banyak yang bergantung pada karet sebagai mata pencaharian.
“Masih cukup banyak kalau saya lihat masyarakat kita yang bergantung pada karet. Maka memang perlu ada solusi-solusi jangka pendek dari Pemprov Jambi dalam mengatasi murahnya harga karet ini,”pungkas Edi Purwanto, Minggu (18/6/2023).
Untuk diketahui, empat pabrik karet di Provinsi Jambi yang melakukan pengurangan karyawan yakni adalah PT Djambi Waras, PT Remco, PT Batanghari Tembesi dan PT Hok Tong.
Dari keempat pabrik karet ini hanya tiga yang masih beroperasi dan satu sudah tutup sementara yakni PT Batanghari Tembesi.
Bahkan terdapat satu pabrik karet yang sudah tutup total sejak tahun 2022 akibat kekurangan bahan baku yaitu PT Angkasa Raya.
Hal ini dikarenakan para pekerja kebun karet tidak mau panen atau Deres karena harga karet yang tidak kunjung naik atau masih relatif rendah.
Harga karet tidak pernah naik. Ditingkat petani hanya mencapai Rp.7.000 sampai Rp.8.000 perkilogram.
Apalagi belakangan ini, para pekerja karet banting setir menjadi pekerja sawit, batubara dan penambang emas.
Rendahnya harga karet, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi mencatat sisa lahan karet milik masyarakat hanya mencapai 659 ribu Hektar.
Dimana lahan karet paling luas yaitu berada di Kabupaten Batanghari, lalu Kabupaten Merangin, Muara Bungo, sarolangun dan lainnya. [Gea/Adv]
Discussion about this post