Oleh : Almira Yasmine
Sampah merupakan permasalahan umum yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia baik di perkotaan maupun pedesaan. Sampah merupakan sisa atau barang buangan yang sudah tidak digunakan.
Secara umum keberadaan sampah yang tidak ditangani dengan baik akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat maupun lingkungan.
Sampah berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti penyakit yang menyerang pencernaan seperti diare, kolera maupun typus. Sampah juga bisa menyebabkan penyakit kulit seperti jamur pada kulit maupun penyakit cacingan.
Selain itu, penanganan sampah yang tidak baik juga mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan seperti pencemaran air, pencemaran tanah maupun udara. Seringkali kita jumpai menumpuknya sampah di saluran air yang menyebabkan tidak lancarnya aliran sungai dan berpotensi mengakibatkan banjir.
Selain itu, sampah cair yang ada di sekitar saluran air menimbulkan polusi udara bau tak sedap. Dalam kehidupan sosial ekonomi pun sampah juga mampu memberikan dampak diantaranya adalah semakin meningkatnya biaya kesehatan karena penyakit yang ditimbulkannya.
Kondisi lingkungan tidak bersih akibat penanganan sampah yang tidak baikpun pada akhirnya akan berdampak pada timbulnya daerah daerah kumuh terutama di perkotaan.
Sampah merupakan konsekwensi keberadaan manusia. Volume sampah sangat dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk beserta aktivitas yang dilakukannya. Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar tentu saja memberikan kontribusi meningkatnya volume sampah dari waktu ke waktu. Rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar.
Setiap orang menghasilkan rata-rata satu sampai dengan dua kilogram sampah pada setiap harinya dan akan terus bertambah dengan semakin meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat. Bisa kita bayangkan berapa jumlah sampah yang dihasilkan oleh manusia dari waktu ke waktu. Di sisi lain, tingkat kesadaran, pengetahuan, dan kepedulian masyarakat kita dalam menangani sampah masih sangat kurang.
Pola pikir masyarakat menganggap sampah adalah sesuatu yang kotor, menjijikkan, tidak dapat dimanfaatkan lagi dan tanpa mereka sadari kebiasaan menyimpan sampah seringkali dilakukan.
Cara pandang masyarakat terhadap sampah tersebut yang kemudian memunculkan tindakan “melenyapkan” sampah secara sembarangan seperti membuang sampah di sungai, di pinggir jalan, bahkan membakar sampah dianggap sesuatu yang lazim dilakukan.
Perlakuan masyarakat terhadap sampah seperti itu tanpa disadari akan memberikan pengaruh yang buruk bagi lingkungan sekitar, termasuk pengaruh psikologis bagi anak-anak sebagai generasi penerus kita. Anak-anak adalah peniru yang baik. Tindakan kita memperlakukan sampah dengan tidak bijaksana merupakan contoh yang buruk bagi mereka.
Kekhawatiran tersebut dapat dikurangi dengan cara memberikan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat serta menumbuhkan kesadaran masyarakat akan sampah dan cara penangananya, pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan pemilahan sampah itu sendiri.
Pemberian edukasi mengenai sampah dan pemberian contoh bagaimana cara kita memperlakukan sampah kepada anak usia dini, akan berdampak terhadap pola pikir dan perlakukan mereka terhadap keberadaan sampah di masa yang akan datang.
Edukasi kepada masyarakat secara umum diharapkan akan mampu mengubah pola pikir masyarakat terhadap sampah dan memahami pentingnya pengelolaan sampah. Keberhasilan tersebut tentu saja bukan hanya akan membantu melestarikan lingkungan tetapi juga dapat membantu perekonomian masyarakat dengan adanya pelatihan kreasi-kreasi yang dapat dibuat dari sampah yang memiliki nilai jual.
Kesediaan memilah dan mengolah sampah akan memberikan manfaat bagi masyarakat maupun lingkungan. Bahkan sampah yang selama ini sering kita anggap menjijikkan karena bau yang ditimbulkannya akan menjadi berkah bagi semua apabila kita mampu mengolahnya.
Begitu juga kebiasaan menyimpan sampah yang tanpa kita sadari membuat sampah semakin menumpuk di lingkungan kita. Hal ini justru akan berubah menjadi berkah dan lebih bermanfaat apabila kita dengan bekal kreativitas menyulapnya menjadi aneka produk inovasi.
Sementara sampah plastik yang banyak kita jumpai merupakan sampah non organic yang sulit di urai oleh bakteri, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama (hingga ratusan tahun) untuk dapat terurai.
Penulis adalah Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya
Discussion about this post