Tanjabbar, Aurduri.com – Yayasan Cappa Keadilan Ekologi Jambi menggelar Workshop Pembelajaran dengan tema “Konsep Ekonomi Hijau dalam Pengelolaan Perhutanan Sosial untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat dan Kelestarian Hutan” di Hotel Rivoli Kuala Tungkal, Kamis (02/05/2024).
Kegiatan Workshop Pembelajaran ini dibuka langsung oleh Direktur Yayasan Cappa dan Keadilan Ekologi Jambi, Utari Octika Rani.
Dalam Workshop Pembelejaran ini diisi oleh pemater dari Edmon Edwar Kepala KPHP unit XV, XVI, XVII Tanjung Jabung Barat, Mevi Ayati Ketua KP3 Nurul Huda Lestari, Samsul Ketua KTH Mahau Lestari yang dipandu oleh Moderator Rivani Noor dan dihadiri 58 Peserta.
Direktur Yayasan Cappa Keadilan Ekologi Jambi, Utari Octika Rani memaparkan, sejak tahun 2015, Yayasan Cappa Keadilan Ekologi mendampingi masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan di Provinsi Jambi dan Provinsi Sulawesi Tengah untuk mendapatkan akses Perhutanan Sosial dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan.
Dalam konteks kegiatan ini adalah penerapan model ekonomi hijau menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam pengelolaan Perhutanan Sosial, tidak hanya memberikan manfaat finansial, tetapi juga memperhatikan keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan sosial masyarakat setempat.
“Model ekonomi hijau membuka peluang untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat lokal di sekitar kawasan hutan melalui pengembangan sektor-sektor ekonomi alternatif yang ramah lingkungan,” jelas Utari.
Dalam hal ini, pembelajaran terhadap praktik-praktik pengelolaan Perhutanan Sosial perlu direfleksikan, agar menjadi pembelajaran baik (best-practices) sehingga dapat memberikan manfaat optimal dan berkelanjutan baik untuk pendapatan masyarakat, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan hidup.
Utari juga memaparkan, tujuan dan hasil diselenggarakannya Workshop ini bertujuan untuk berbagi pengalaman mendorong keterlibatan perempuan dalam pengelolaan Perhutanan Sosial dan Pengembangan kegiatan pembibitan secara generative dan vegetative.
”Kemudian meningkatkan kapasitas Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) dalam pengelolaan Perhutanan Sosial berbasis ekonomi hijau,” tambahnya.
Dia berharap hasil dari Workshop Pembelajaran ini terbangunnya kolaborasi antar pihak dalam pengelolaan Perhutanan Sosial untuk mewujudkan ekonomi hijau.
”Harapan kita juga melalui Workshop ini dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam menerapkan model ekonomi hijau di perhutanan sosial. Khususnya dalam .elakukan program pemberdayaan perempuan di Desa Sungai Penoban Kabupaten Tanjung Jabung Barat sejak tahun 2022 dan saat ini sudah terbentuk 3 KP3,” ungkap Utari. (Wjs)
Discussion about this post