Oleh: Alya Nurmaya Putri
Beberapa waktu lalu, Indonesia dihebohkan adanya istilah “childfree” oleh salah satu influencer yaitu Gita Savitri atau biasa dipanggil Gitasav yang menyampaikan opininya.
Namun artikel ini tidak akan membahas mengenai influencer tersebut, melainkan tentang childfree itu sendiri. Sebelum membahas lebih jauh tentang childfree alangkah lebih baik jika mengetahui makna dari kata tersebut.
Childfree berasal dari bahasa Inggris yang berarti ‘bebas anak’. Apabila dimaknai secara keseluruhan, childfree adalah keadaan dimana sepasang suami istri yang memutuskan untuk tidak memiliki anak di dalam pernikahan mereka.
Hal ini mungkin terdengar sedikit masif di masyarakat kita yang kebanyakan memilih untuk mempunyai anak setelah menikah. Namun jika kita lihat di luar negeri, childfree merupakan hal yang lumrah dilakukan.
Keputusan untuk childfree dapat mempengaruhi angka kelahiran di sebuah negara.
Mengutip dari sindonews.com terdapat 4 negara yang memiliki angka kelahiran terendah berdasarkan The World FactBook oleh CIA AS 2022. Beberapa negara tersebut antara lain Monako, Andorra, Jepang, hingga Korea Selatan.
Fenomena childfree mulai mendapat sorotan dari masyarakat khususnya di media sosial. Banyak perdebatan pro dan kontra mengenai childfree itu sendiri.
Mereka yang setuju dengan fenomena ini beranggapan bahwa mempunyai anak bukanlah suatu kewajiban melainkan pilihan.
Hal ini tentu dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya ekonomi yang belum stabil, kesiapan mental, trauma yang dialami, penyakit medis, dan lainnya.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa fenomena childfree dianggap berkaitan dengan gerakan feminisme.
Gerakan ini menganggap perempuan bukanlah objek untuk menghasilkan anak dan mempunyai posisi yang sama dengan lelaki.
Sementara itu, mereka yang kontra akan childfree berpendapat bahwa anak merupakan anugerah dan nikmat dari Tuhan yang harus diterima dan disyukuri.
Tidak sedikit pasangan suami istri yang sudah menikah bertahun – tahun namun belum dikaruniai keturunan.
Oleh karena itu, memiliki anak dalam sebuah pernikahan adalah berkah tersendiri bagi orang tuanya.
Dalam perdebatan ini, kedua pihak datang dengan membawa berbagai alasan yang berasal dari opini pribadi, agama, sains, bahkan latar belakang seseorang.
Namun, jika dapat disimpulkan childfree merupakan sebuah pilihan. Hal ini bergantung terhadap opini dan komitmen masing – masing individu yang terlibat.
Penulis adalah Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Discussion about this post