Oleh: Thamrin B. Bachri
Ajakan Pak Gubernur Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H. kepada Kepala Dinas Pariwisata di 11 Kabupaten dan Kota untuk beradaptasi dengan “global trend” yaitu “Sustainability, digitalization, technology, and inclusive” bukanlah sekedar ajakan rutin tapi bisa jadi adalah ajakan yang strategis untuk menghadapi kepariwisataan pasca pandemi COVID-19.
Hal ini disampaikan dalam sebuah acara pembukaan pelatihan pariwisata disebuah hotel di Kota Jambi tahun yang lalu.
Mengapa demikian?
Pertama, produk wisata itu apakah yang berada Kerinci dengan berbagai atraksi wisatanya baik alam, budaya maupun buatan, juga kabupaten Merangin dengan Global Geopark nya diikuti oleh Candi Muaro Jambi yang bernilai sejarah maupun budaya yang sangat menarik perhatian dunia ditambah berbagai daya tarik wisata di kabupaten Tanjabbar dan Tanjabtim serta kabupaten lainnya pada dasarnya akar rumput nya berada di kabupaten dan kota, karena itu yang bertanggung jawab atas perencanaan pengembangan dan pemasarannya adalah Dinas Pariwisata dan para pemangku kepentingan lainnya dalam bentuk kolaborasi dalam sebuah ekosistem kepariwisataan.
Kedua, berbeda dengan produk berupa barang, produk pariwisata harus dipandang sebagai sebuah totalitas atau disebut juga total tourist experience yang terdiri dari berbagai komponen seperti atraksi wisata, aksesibilitas, dan amenitas (triple A) bahkan unsur manusia juga melekat dalam produk
pariwisata. Karena itu, untuk mempersiapkannya menjadi sebuah destinasi yang Aman, Nyaman, dan Menarik untuk dikunjungi khususnya pasca pandemi COVID-19, memerlukan kerjasama lintas sektoral dan koordinasi derajat tinggi serta perencanaan yang matang termasuk waktu maupun biayanya.
Selanjutnya, penting untuk memahami perubahan-perubahan yang akan terjadi
di pasar pasca COVID-19 diantaranya adalah “pasar domestik” akan menjadi pangsa yang potensial termasuk pelaku perjalanan bisnis dan kelompok milenial untuk dijadikan target pasar. Karena itu, pasca meredanya wabah COVID-19 nanti banyak destinasi wisata yang akan menawarkan paket-paket wisata murah sehingga destinasinya akan terposisi sebagai budget friendly destination, posisi ini merupakan salah satu karakter pilihan dari pangsa pasar domestik.
Selain itu, kesadaran wisatawan akan pentingnya kebersihan, higienitas dan
sanitasi juga akan semakin meningkat dan berpengaruh besar terhadap taste and preference wisatawan dalam memilih destinasi atau produk wisata tertentu.
Tak kalah pentingnya yaitu merencanakan product mix atau bauran produk agar dapat menghadirkan paket-paket wisata baru yang relevan dengan selera dan pilihan pasar saat itu, misalnya single market with a multi product mix atau several market with single product for each dan berbagai kombinasi lainnya sesuai dengan target pasar dan keberadaan produknya.
Akhirnya, faktor yang turut mewarnai produk pariwisata adalah manusianya (SDM). Sumber daya manusia ini tidak hanya harus profesional di bidangnya, tetapi juga dapat menjadi host community yang tourist friendly. Ini tentu perlu dipersiapkan lewat berbagai kegiatan DIKLAT baik yang bersifat formal maupun non-formal.
Nah, ternyata memang memerlukan persiapan yang matang, terlebih lagi kita masih menghadapi hal-hal global trend di atas khusus nya terkait keberlanjutan (sustainablity) yang bukan hanya berhubungan dengan pengelolaan yang
ramah lingkungan tapi juga harus mensejahterakan komunitas lokal lewat
pembangunan pariwisata yg beretika (ethical tourism).
Terkait dengan hal tersebut, maka perlu sejak dini menyiapkan semacam proactive scenario planning agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi yang akan datang. Berbagai program yang berkaitan seperti Desa wisata Hijau (green village), Desa Kreatif (creative village), Desa digital (digital village), Overland
Tourism, Jambi sport Tourism, wisata religi dan gastro tourism akan dikembangkan ke depan untuk penguatan destinasi pariwisata yg sudah ada seperti Candi Muaro Jambi, Global Geopark Merangin, kawasan pariwisata Kerinci dan destinasi lainnya.
Akhirnya, kutipan di bawah ini perlu garis bawahi bahwa “A man who does not think and plan long ahead will find trouble right at his door (Confucius).”
Salam Pariwisata.
Penulis adalah Tenaga Ahli Gubernur bidang Pariwisata dan Alumni Program of Hospitality & Tourism, majoring in Tourism Marketing, University of Wisconsin, USA
Discussion about this post