• Beranda
  • Disclaimer
  • Hak Jawab dan Koreksi Berita
  • Iklan
  • Karir
  • Kode Etik
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Tentang Kami
Sabtu, Juni 28, 2025
Aurduri
  • Beranda
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Hukrim
  • Pemerintahan
  • Kabar TNI-Polri
  • Ekobis
  • Politik
  • Lifestyle & Hiburan
  • Opini
  • Olahraga
  • Advertorial
  • Beranda
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Hukrim
  • Pemerintahan
  • Kabar TNI-Polri
  • Ekobis
  • Politik
  • Lifestyle & Hiburan
  • Opini
  • Olahraga
  • Advertorial
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Opini

Pelarang Ibadah Natal oleh Kelompok Intoleran Merupakan Grand Design Asing untuk Hancurkan Kebhinekaan di NKRI

by admin
28/12/2022
in Opini
0
Ketua Dewan Pembina DPP PJS, Irjen Pol (Purn) DR H Anton Charliyan M,PKN. [dok PJS]

Ketua Dewan Pembina DPP PJS, Irjen Pol (Purn) DR H Anton Charliyan M,PKN. [dok PJS]

PostTweetSendScan

Oleh : Irjen Pol (Purn) DR H Anton Charliyan MPKN.

Pemahaman kita sebagai Bangsa Indonesia tentang boleh tidaknya mengucapkan Natal bagi yang beragama lain, khususnya umat muslim kepada saudara kita umat nasrani mungkin sudah selesai dan sepakat boleh, asal tidak merubah akidah.

Baca juga

Ini Pesan Ketum saat Kunjungi Pengurus dan Anggota PJS Jambi

DPD PJS Jambi Bentuk DPC PJS Sungai Penuh – Kerinci

DPP PJS Resmi Punya Sekjen Baru Setelah Munaslubsus

Hasil Munaslubsus, PJS Ubah Nama Jadi Pro Jurnalismedia Siber

Hal ini tentunya dalam rangka Habluminanas untuk ikut membahagiakan saudara saudara kita satu lingkungan sebagai sesama umat dan sebagai sesama Warga Negara indonesia, sebagaimana disampaikan salah satu Ahli Tafsir Kitab Al Quran dan Hadist Internasional, Prof Dr Kh Qurais Shihab.

Tapi bagaimana dengan pemahaman anggota masyarakat muslim yang lain?

Tentunya belum semua sepakat dan seirama, masih banyak yang ragu dan rancu, terutama dari kelompok-kelompok Islam garis keras yang cenderung intoleran bahkan ada yang bersikap radikal mengharamkannya, karena menganggap dengan mengucapkan Natal katanya sama dengan mengakui Nabi Isa Almasih sebagai anak Allah yang sudah tentu sangat ditentang oleh faham Islam radikal, padahal jika hanya menyampaikan ucapan selamat saja, untuk ikut membahagiakan mereka, tidak berarti meyakini akidah agama lain, sama halnya ketika kita mengucapkan selamat hari kemerdekaan kepada negara komunis atau negara liberal kan tidak berarti kita jadi seorang komunis atau liberal, demikian juga ketika kita mengucapkan hari Nyepi kepada umat Hindu atau Imlek kepada umat Khonghucu tidak berarti kita jadi Hindu dan Konghucu, sehingga tidak harus ditarik sejauh itu pemahamannya.

Seperti halnya yang disampaikan dengan jelas oleh Prof Dr Shihab, semua itu dilakukan hanya sekedar untuk habluminanas, untuk menjaga hubungan baik antar sesama dan menghargai ajarannya masing-masing.

Namun situasi itu memang sengaja dibuat sedemikian rupa, terutama oleh anasir anasir asing yang meminjam tangan kelompok kelompok Islam garis keras untuk bisa terus mengadu domba antar umat beragama, khususnya Islam x Kristen yang ada di Indonesia, karena Kristen merupakan agama terbesar kedua di Indonesia setelah Islam.

Demikian halnya jika agama Hindu yang terbesar kedua, pasti benturannya akan lebih besar dengan Hindu, seperti yang terjadi di perbatasan India, Suku Tamil dan lain lainnya. Karena biasanya, pola mereka akan membenturkan komunitas terbesar dengan komunitas lain yang dianggap kompetiternya yang juga besar dan militan, sehingga ketika mengucapkan hari Nyepi atau Imlek benturannya tidak sebesar Natal.

Demikian juga kalau menyangkut suku khususnya di pulau Jawa, Sunda x Jawa akan selalu dibenturkan karena Sunda merupakan suku terbesar kedua setelah Jawa di Indonesia.

Jika di Kalimantan sudah sering terjadi Dayak x Madura, di Sumatera pernah terjadi Melayu x Bali dan lain lainnya. Dan yang paling seksi benturannya, tentu saja yang menyangkut agama dan keyakinan.

Perlu untuk diketahui, Polemik atau pro dan kontra pengucapan Natal ini, hanya terjadi di Indonesia. Di negara lain baik di Afrika, Asia bahkan di Timur Tengah sendiri hampir tidak ada kecuali di Palestina, tapi itu bukan menyangkut akidah melainkannmenyangkut perebutan wilayah yang dikaitkan dengan isu agama.

Kalau masalah pengucapan Natal ini, ada juga di Asia Tenggara, tapi itu pun relatif sangat kecil sekali gelombang pusarannya, namun lain sekali dengan yang terjadi di Indonesia, pusaran anginnya tersebut kontinu dan besar sekali, dan senantiasa muncul setiap tahun di setiap Natal dan Tahun Baru seperti sebuah isu peliharaan yang memang sengaja harus dimunculkan.

Seperti dulu di tahun 2016 muncul di Bandung, dan baru-baru ini tahun 2022 muncul di Lebak Banten, bahkan jika dilihat lagi rekam jejak ke belakang banyak sekali muncul yang lebih dari itu, yakni sikap sikap Intoleran yang sudah mengarah pada sikap sikap radikal sampai kepada aksi terorisme, yang jelas jelas diarahkan agar terjadi sentimen agama yang ekstrim, seperti pelarangan ibadah Natal, saat ibadah gereja digeruduk, gereja diserang dilempari, sampai kepada aksi terorisme pengrusakan dan pemboman gereja itu sendiri (seperti kejadian di Malang Jatim, di Sulawesi, Poso, Maluku, dan lainnya).

Kita bisa melihat pola-pola aksi tersebut, dan sudah banyak diungkap oleh Tim Densus 88 Polri, bahwa terbukti adanya campur tangan asing dan jaringan internasional di dalam gerakan aksi-aksi terorisme dan radikalisme yang terjadi di negara kita tersebut seperti keterlibatan ISIS, Hizbul Tahrir, Jamaah Islamiah, Ikhwanul Muslimin, Taliban, Mujahidin, dan lainnya.

Ternyata markas besarnya ada di Eropa/Inggris. Jika gerakan yang mengatasnamakan Islam secara murni seyogyanya markasnya harus ada di negara Islam itu sendiri, tapi ini justru berada di negara lain di luar mayoritas muslim, di sini kita harus bisa berpikir cerdas, artinya semua ini murni bukan gerakan agama, tapi merupakan gerakan politik, ikut campurnya grand design asing yang meminjam tangan agama, berkedok dan berjubah agama, sebagai isu yang memang paling seksi di negara yang dikenal sebagai penganut muslim terbesar di dunia, yang memang tidak menginginkan negara Indonesia yang maha kaya raya ini maju dan modern.

Ingat, Indonesia jadi negara terjajah bukan karena kekuatan senjata yang hebat dari para kolonialisme, tapi terlebih karena keberhasilan politik adu domba Devide et Impera dari pihak mereka yang ingin menguasai sumber daya alam yang ada di tanah air kita.

Konsep tersebut sampai saat ini masih sangat efektif mereka gunakan, dalam setiap waktu, setiap objek, dan di setiap kesempatan apapun yang akan dijadikan momen untuk terus memecah belah dan memporakporandakan negara kita tercinta Indonesia, agar aset aset penting negara kita bisa dikuasai mereka, melalui kelompok-kelompok binaannya yang sudah ditanam di negara kita sejak lama.

Hal ini bisa dibuktikan saat kejatuhan Orba bung Karno maupun Orla pak Harto karena mereka mereka semua dianggap sudah tidak sejalan dengan kepentingan kepentingannya, maka dari itu kepada saudaraku tercinta agar menyadari semua yang terjadi ini dan betul-betul menjadi catatan untuk lebih mewaspadainya, jangan sampai kita semua terjebak dengan siasat busuk asing, yang senantiasa terus mengadu domba sesama anak bangsa,

Jangan sampai juga, dan yang terparah jangan sampai kita malah menjadi salah satu bagian pelaku dari skenario besar yang mereka buat, karena jika kita lemah dan terpecah maka dengan leluasa mereka akan menguras seluruh sumber daya alam kita sebagaimana yang sudah terjadi di Lybia, Suriah, Yaman, Iraq, Afganistan dan lainnya.

Maka demi menjaga keutuhan NKRI, hilangkan segala bentuk kepentingan, baik politik, iedologi, sosial, ekonomi, budaya dan lain lain terutama yang menyangkut masalah agama dan kepercayaan yang merupakan hal paling sensitif yang bisa diledakkan setiap saat.

Maka dari itu tidak bosan-bosannya kita saling mengingatkan hal yang sebetulnya sudah sangat basi ini, agar kita semua harus tetap bergandeng tangan, bila tidak ingin Indonesia ini hancur terkotak-kotak karena beribu-ribu kepentingan yang berlainan, baik internal terutama external (asing). Jangan sampai Bhineka Tunggal Ika ini hanya sebagai sebuah slogan kosong belaka, berbeda-beda, tapi kita harus tetap satu.

Jangan malah selalu jadi ajang empuk adu domba devide et impera asing, mulai dari hal yang sepele pengucapan Natal sampai kepada pelarangan beribadah dan mendirikikan rumah ibadah bagi agama agama yang dianggap minoritas.

Penulis adalah Ketua Dewan Pembina DPP PJS

Tags: Irjen Pol (Purn) DR H Anton Charliyan MPKNKetua Dewan Pembina DPP PJSMahmud MarhabaPemerhati Jurnalis Siber
Previous Post

Semangat Menjadi Generasi #Cari_aman Bersama Honda Sinsen

Next Post

4 Bakal Calon DPD RI dari Jambi Serahkan Dukungan Hari Ini

Artikel terkait

Opini

Tanjung Jabung Timur: Di Ujung Timur Jambi, Harapan Itu Tetap Menyala

23/05/2025
Opini

Berebut Nahkoda Perahu PAN: Munculnya Sang Kuda Hitam ‘Bima Audia Pratama’

14/05/2025
Opini

Berebut Nahkoda Perahu PAN: Pertarungan ‘Sulpani vs Zilawati’

12/05/2025
Mahmud Marhaba.
Opini

Praktik Ilegal Pengisian BBM Solar di Jambi, Bukti Kebijakan Belum Tegas

26/12/2024
Opini

Menuju Pembangunan Pariwisata Jambi yang Berkelanjutan

16/11/2024
Opini

Indeks Daya Saing Daerah Provinsi Jambi Meningkat: Jalur Menuju Pertumbuhan Ekonomi Cepat dan Berkelanjutan

13/11/2024
Next Post
Apnizal (kiri), Subhan dan Parmin sosialisasi peraturan dan JDIH di Aston Hotel, Rabu (27/12). [Foto: Reza/Aurduri.com]

4 Bakal Calon DPD RI dari Jambi Serahkan Dukungan Hari Ini

Gubernur Al Haris saat diwawancarai awak media [dok Reza/Aurduri.com]

Al Haris Harap Malam Pergantian Tahun 2023 Dimaknai dengan Doa

Kasad Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman saat memimpin Sertijab Pangdam V/Brawijaya dan Asisten Teritorial (Aster) Kasad, di Mabesad, Jakarta, Rabu (28/12/2022). [Dok. Dispenad]

Jabatan Pangdam V/Brawijaya dan Aster Kasad Diserahterimakan

Zulfahri Nanda Putra saat mendaftar ke Partai Perindo Kota Jambi untuk calon legeslatif. [Foto Charles/Aurduri.com]

Milenial Jambi Antusias Daftar Caleg, Fahri: Perindo Partai yang Tepat

Aksi pemblokiran jalan dari arah blok D Kecamatan Geragai menuju Kecamatan Mendahara Ilir, Kabupaten Tanjab Timur. [dok Firdaus]

Minta Pemerintah Perbaiki Jalan Rusak, Warga Tanjab Timur Lakukan Aksi Pemblokiran

Discussion about this post

  • Bukti chat dari salah satu peserta. [sumber peserta PBAK]

    PBAK STAI An-Nadwah, Pengenalan Budaya Akademik atau Promosi Organisasi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 11 Pemuda JKS Sangat Menyayangkan Keputusan Maulana: Blue Print dan Cita-cita Kami Jambi Kota Seberang Bias Dianggap Sebelah Mato

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lapor Pak Bupati! Puluhan PSK Lokalisasi ‘Pucuk’ Jambi Buka Cafe di Pematang Lumut Betara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Biografi Ade Chandra: Pemimpin Lokal yang Tegas Berantas Praktik Ilegal di Jambi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Triwulan I Tahun 2023, Polda Jambi Selamatkan 404.410 Jiwa dari Penyalahgunaan Narkotika

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perusahaan Tambang Pemasok PLN Hancurkan Kehidupan Orang Rimba di Batanghari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seorang Perempuan Ditemukan Tewas Tergantung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dirut PT MMJ Pengelola Pabrik PT PAL Sidomukti, Tuduhan Tidak Benar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kecam Aksi Anarkis, DPP Raden Melayu Jambi Desak Penegakan Hukum Tindak Tegas Pelaku Pengerusakan Kantor Gubernur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Martunis: PAN Wajib Mendorong Kadernya di Pilkada Bungo 2024

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

PT Erlangga Media Digital

Alamat Redaksi: Jl. RA Kartini RT 25 Talang Bakung, Paalmerah, Kota Jambi

CP: 085216010044

email: redaksiaurduri@gmail.com

  • Beranda
  • Disclaimer
  • Hak Jawab dan Koreksi Berita
  • Iklan
  • Karir
  • Kode Etik
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Tentang Kami

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Hukrim
  • Pemerintahan
  • Kabar TNI-Polri
  • Ekobis
  • Politik
  • Lifestyle & Hiburan
  • Opini
  • Olahraga
  • Advertorial