JAMBI, Aurduri.com – Sejumlah wilayah dalam Pemerintahan Kota (Pemkot) Jambi terjadi banjir dalam beberapa bulan lalu. Kondisi salah satu yang mengakibatkan banjir yang terjadi, yaitu adanya perubahan jalur sungai alami.
Sekretaris Gerakan Cinta Tani dan Wisata (Gecita), M. Aditiya Prakoso menanggapi seringnya terjadi banjir di Kota Jambi akibat dampak pembangungan yang tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan, dengan dalil menyediakan kebutuhan tempat tinggal karena meningkatnya pertumbuhan penduduk.
Ini adalah bentuk bukti nyata atas terjadinya banjir di Kota Jambi itu ada perubahnya jalur sungai alami yang merupakan sekunder-sekunder pendukung dari Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batanghari.
“Sehingga ini terjadinya banjir akibat jalur sungai alami yang dirubah dari asalnya,” jelasnya, Kamis (22/06/2023).
Dimana perubahan jalur sungai yang terjadi saat ini secara alami tidak lagi mampu berfungsi sebagai aliran air yang mengaliri pergerakan air sesuai dengan kecepatan bertambahnya debit air yang terjadi karena hujan.
Selain itu, perubahan jalur sungai, semakin berkurangnya daerah resapan semakin mempercepat bertambahnya debit air yang terjadi karena hujan deras menguyur Kota Jambi.
“Banjir masih mengancam sejumlah wilayah pemukiman masyatakat di Kota Jambi. Dengan dialihkan Sub DAS akibat alih fungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan secara alami ke sungai atau laut,” ujarnya.
Disini, pemerintah daerah Kota Jambi harus lebih waspada dengan bahaya banjir akibat perubahannya aliran sungai yang terjadi.
Ia meminta Pemkot Jambi harus memiliki langkah yang nyata untuk menertibkan kembali atau merelokasi permukiman-permukiman atau perumahan yang terlanjur berada di sempadan sungai akibat perubahan dan penyempitan jalur sungai.
“Pemkot Jambi harus melakukan moratorium izin perumahan-perumahan baru, terutama yang berdampak langsung terhadap jalur sungai,” tegasnya. [Wjs]
Discussion about this post